Sejarah Unik Lampegan, Terowongan Kereta Tertua di Indonesia Berdiri Sejak 1882

CP name
Merdeka.com
Upload Date & Time

                Terowongan Lampegan Cianjur. Wikipedia ©2020 Merdeka.com
Jalan terowongan ini memiliki panjang 686 meter, dan membelah perbukitan di kawasan Desa Cimenteng, Kecamatan Campaka, Kabupaten Cianjur.
Untuk menunjang perekonomian di Jawa Barat pemerintah Hindia Belanda menciptakan sebuah inovasi pertama di Indonesia, yaitu sebuah terowongan. Jalan terowongan ini memiliki panjang 686 meter, dan membelah perbukitan di kawasan Desa Cimenteng, Kecamatan Campaka, Kabupaten Cianjur.
Dilansir dari laman sejarah Kereta Api Indonesia (PT. KAI), proses pembangunan terowongan tersebut terbilang sulit. Hal itu disebabkan, karena pihak Hindia Belanda harus melubangi bukit di wilayah itu dengan peralatan penggalian dan pengeboman yang sederhana.
Berikut sejarah terowongan kereta api pertama di Indonesia yang unik dan sudah berusia ratusan tahun.

Filosofis Nama Lampegan

Wikipedia ©2020 Merdeka.com
Di balik penampilannya yang usang, terowongan Lampegan tetap kokoh berdiri. Ternyata terowongan yang berada di jalur penghubung kereta api antara Sukabumi-Cianjur ini memiliki makna nama dan makna unik.
Seperti yang dilansir dari kabarpenumpang.com, nama Lampegan sendiri berasal dari kalimat yang disebutkan oleh mandor proyek. Mandor tersebut seorang warga Belanda, dan saat memantau para pekerja, ia menyebut kata “Lamp Pegang… Lamp Pegang”. Terdengar samar di telinga warga menjadi “Lampegan… Lampegan”.
Versi kedua, menyebutkan jika nama terowongan termahsyur di Pulau Jawa pada masanya itu, berasal dari kalimat yang diucapkan oleh masinis kereta yang hendak memasuki terowongan ini dan selalu menyebutkan sandi “Lampean.. Lampean” pada asistennya.
Kata itu berarti menyalakan lampu, sebagai penerangan di dalam terowongan yang gelap.

Misteri Nyai Sadea

Wikipedia ©2020 Merdeka.com
Selain memiliki filosofis nama yang unik, kisah mistis juga identik dengan terowongan ini. Historia.id menyebut, jika pada saat peresmian di tahun 1882 Pemerintah Hindia Belanda berupaya mengadakan pesta. Peresmian itu dihadiri oleh orang-orang berpengaruh di masa Kolonial Belanda serta beberapa masyarakat setempat.
Qadim (59), salah seorang warga setempat menceritakan, dalam rangka menghibur para pekerja dan pejabat setempat pasca peresmian pihak Jawatan Kereta Api Belanda (sebutan untuk Perusahaan Lokal Kereta Api Indonesia) mengundang Nyi Sadea. Ia adalah seorang penari Ronggeng terkenal di kawasan Selatan Jawa Barat.
Namun, begitu acara selesai, Nyai Sadea hilang entah ke mana. Mitos menyebut, Nyai Sadea dijadikan tumbal pembangunan terowongan itu.

Saksi Bisu Masa Penjajahan

Wikipedia ©2020 Merdeka.com
Lokasi yang berbukit dan berada di tengah hutan, membuat terowongan Lampegan dijadikan tempat strategis untuk melawan dan bersembunyi dari penjajah.
Bahkan, disebutkan jika Lampegan merupakan lokasi ideal untuk ajang duel mortir guna menakut-nakuti serdadu Belanda. Terowongan ini menjadi saksi bisu zaman penjajahan dan perjuangan para pejuang bangsa.

Dipangkas Jadi 415 Meter

Di awal tahun 2000, terowongan ini mengalami kerusakan karena rembesan air dan longsoran tanah di mulut terowongan. Kerusakan ini berujung pada kebijakan dinas setempat untuk memangkas terowongan. Pemangkasan ini dimaksudkan agar terowongan masih bisa dilewati dan menghindari kontur tanah yang rawan.
Saat ini, pasca di renovasi di tahun 2001, panjang terowongan tersebut menjadi 415 meter. Walau usianya sudah tua, Lampegan masih digunakan sebagai jalur kereta api. Sudah pernah lewat terowongan ini?




  • Tidak ada komentar:

    Posting Komentar