Sedangkan Tokoh Maulana Mansyur adalah alias Raden Mansaruddin bin Sultan Abul Mahasin Zainal Abidin.. Beliau adalah cucu Sultan Haji yang hidup sejaman dengan Syeikh Abdul Muhyi Pamijahan... Kisah2 karomah bliau dapat dipercaya.. hanya saja yg terkait dengan politis pemutihan sejarah yang secara ilmu sejarah amat sangat lemah karena : 1. secara penjamanan dengan syeikh abdul muhyi tidak pas 2. Fakta adanya 2 makam, sultan haji di banten lama dan m. mansyur di cikaduen.. kalo mitos yg beredar benar bahwa sbnrnya mansyurudin itu 1 orang dgn sultan haji asli, dan yg asli di cikaduen.. maka kenapa yg palsu. pengkhianat tetap dijaga makamnya oleh para sultan Banten selanjutnya ??? ingat kisah mulai ada saat kevakuman kesultanan Banten... andai yg di banten Lama, benar palsu pasti sdh dr dulu oleh sultan banten slanjutnya dibuang atw dikeluarkan, bukan dijaga sampe skarang,,, ni membuktikan memang beda... Lebih kurangnya saya mohon maaf... adapun masalah nasab.. tinggal lihat bila keturunan terdaftar di antara anak2 sultan Haji maka jalurnya ke sana,, tp bila tidak.. brarti ada kemungkinan memang mlalui syeikh maulana mansyur bin sltn abul mahasin zainal abidin bin sultan haji/abu nasr abdul qohar bin sltn ageng tirtayasa.
Catatan : Nur Fadil Al-husaeni Al-BantaniUntuk menambah wawasan asalusulnya banten dan cianjur,semoga bermanfaat....
Kuriling Kincir
kisah
Maulana Mansyurudin Cikaduen dialiaskan dengan Sultan Haji.. dimulai di
abad 19 dengan penerbitan buku Wawacan Sajarah Haji Mangsur pasca
vakumnya kesultanan Banten, utk
pemutihan sejarah dan mngmbalikan smangat perjuangan rev kesultanan
Banten dgn citra historis yg lebih bersih & mulia.. yang isinya
banyak disebar luaskan secara lisan lwt mulut kemulut dan mntradisi..
bahwa Maulana Mansur Cikaduen adalah Sultan Haji yang asli.. serta tokoh
Sultan Haji yang sempat berperang melawan ayahnya Sultan Ageng
Tirtayasa adalah tokoh palsu/peniru/jin/kakak iparnya dari pulo putri /
mejeti,, Motif kabar ini utk pemutihan sejarah... Fakta Realitas memang
ada perseturuan saudara antara kubu sultan haji dengan p, purbaya yang
merupakan strategi devide et impera/adu domba Belanda... Putra Mahkota
sltn Ageng Tirtayasa ini, lama pergi ke meninggalkan tanah air dengan
ber-haji.. slama pergi Jabatan urusan dalam negeri yg biasa diurus putra
mahkota diurus oleh p. purbaya... sepulangnya sultan haji di tanah
air.. pengaruh p.purbaya sdh meluas di dlm negeri... Lantas Belanda
mengompori shingga pecahlah perang saudara... Melibatkan pula sang ayah
yang anti Belanda.. hingga terbunuhnya putra bungsu sultan ageng
Tirtayasa .. Tb. Kulon... shingga gencatan senjata, demi kemaslahatan
kluarga sultan ageng mngakhiri perang, kembali ke istana surasowan..
lantas ditangkap Belanda dan ditahan di Batavia/Jakarta.. namun bliau
berumur panjang, mninggal di masa sultan abul mahasin zainal abidin ...
cucu bliau...
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar